728x90 AdSpace

Latest News
Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

MARI themes

[blogger]

Breaking

Fashion

Top Featured

Populars

Ilmu Biologi

Kamis, 09 Agustus 2018

VIRUS



VIRUS
  
Virus merupakan parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA. Secara utuh partikelnya disebut "VIRION" yang terdiri dari Capsid yang dapat terbungkus oleh sebuah Glycoprotein/Membrane lipid. Virus merupakan partikel yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk hidup aseluler (bukan merupakan sel). Didalam sel inang, virus menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan diluar sel inang virus menunjukkan ciri bukan makhluk hidup. Bentuk virus ada beberapa macam, yaitu bulat, batang, polihidris dan huruf T.  

Sejarah Virus 
Virus merupakan suatu partikel yang diperdebatkan statusnya, apakah virus itu termasuk kedalam makhluk hidup atau benda mati. Virus dapat dikatakan sebagai benda mati karena dapat dikristalkan, dan virus juga dapat dikatakan sebagai benda hidup karena dapat memperbanyak diri (Replikasi) dalam tubuh inangnya. Para ahli biologis akhirnya mengelompokkan virus sebagai makhluk hidup dalam dunia tersendiri yaitu virus. Virus merupakan organisme non-seluler, karena virus tidak memiliki kelengkapan seperti sitoplasma, organel sel dan tidak bisa membelah diri sendiri.
Penyelidikan tentang objek-objek berukuran kecil di mulai sejak ditemukannya mikroskop oleh Antony Van Leeuwenhoek (1632-1723) perkembangan mikroskop ini mendorong berbagai penemuan dibidang biologi salah satunya partikel mikroskopik yaitu virus. Berikut beberapa tokoh penemu virus pertama, yaitu:
  •  Adolf Mayer (1883, Jerman)
Peneliatiannya diawali dari munculnya penyakit pada bintik kuning pada daun tembakau. Mayer mencoba menyemprotkan getah tanaman sakeit ke tanaman sehat, hasilnya tanaman tersebut menular penyakit.



  •  Dmitri Ivanovski (1892, Rusia)
Ivanovski mencoba menyaring getah tanaman yang sakit dengan filter bakteri sebelum disemprotkan ke tanaman sehat. hasilnya, menunjukkan bahwa tanaman sehat tetap tertular. Ivanovski menyimpulkan bahwa ada pertikel yang lebih kecil lagi dari bakteri yang lolos saringan yang menularkan penyakit.

  •  Martinus W. Beijerinck (1896, Belanda)
Martinus menyebutkan bahwa partikel itu dapat bereproduksi pada tanaman, tapi tidak pada medium pertumbuhan bakteri. Martinus juga menyimpulkan bahwa partikel itu hanya dapat hidup pada makhluk hidup yang serangnya.


  •  Wendel M. Stanley (1935, Amerika)
Wendel berhasil mengkristalkan partikel tersebut dan dinamai dengan Tobacco Mosaic Virus (TMV).
 





  
Struktur Tubuh Virus
 Gambar 1. Struktur Tubuh Virus
Kapsid
Kapsid adalah lapisan pembungkus tubuh virus yang tersusun atas protein. Kapsid terdiri dari sejumlah kapsomer yang terikar satu sama lain. Fungsinya yaitu:
  • Memberi bentuk virus 
  • Pelindung dari kondisi lingkungan yang merugikan 
  • Mempermudah penempelan pada proses penembusan ke dalam sel
Isi
Terdapat di sebelah dalam kapsid berupa materi genetik/molekul pembawa sifat keturunan yaitu DNA atau RNA. Virus hanya memiliki satu asam nukleat saja yaitu satu DNA atau satu RNA, tidak kedua-duanya. Asam nukleat sering bergabung dengan protein disebut nukleoprotein. Virus tanaman atau hewan berisi RNA/DNA, virus fage berisi DNA.
Kepala
Kepala virus berisi DNA, RNA dan diselubungi oleh kapsid. Kapsid tersusun oleh satu unit protein yang disebut kapsomer.
Ekor
Serabut ekor adalah bagian yang berupa jarum dan berfungsi untuk menempelkan tubuh virus pada sel inang. Ekor ini melekat pada kepala kapsid. Struktur virus ada 2 macam yaitu virus telanjang dan virus terselubung (bila terdapat selubung luar (envelope) yang terdiri dari protein dan lipid). Ekor virus terdiri atas tabung bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Khusus untuk virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak memiliki ekor.

Bentuk dan Ukuran Virus
Bentuk virus sangat bervariasi mulai dari segi ukuran, bentuk dan komposisi kimiawinya. Bentuk ada beberapa macam, yaitu ada yang berbentuk batang, polihedral, bola dan bentuk T. Ukuran virus sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, ukuran virus lebih kecil dari pada bakteri. Ukuran virus berkisar dari 0,02 mikrometer sampai dengan o,3 mikrometer (1 μm = 1/1000 mm). Pengukuran virus biasanya dinyatakan dalam nanometer (nm). 1 nm adalah 1/1000 mikrometer dan seperjuta milimeter. Virus cacar merupakan salah satu virus yang ukurannya terbesar yaitu berdiameter 200 nm dan virus polio merupakan virus terkecil yang hanya berukuran 28 nm.

Gambar 2. Bentuk dan Ukuran Virus

Reproduksi Virus
Secara umum, virus bereproduksi dengan 2 (dua) siklus, yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.
Gambar 3. Siklus reproduksi virus

Siklus Litik (Lisis)
Siklus litik adalah siklus reproduksi atau replikasi genom virus yang pada akhirnya  menyebabkan kematian sel inang. Istilah litik mengacu pada tahapan akhir dari infeksi, yaitu saat sel inang bakteri litik atau pecah dan melepaskan fage yang dihasilkan di dalam sel inang tersebut. Virus yang hanya dapat bereplikasi melalui siklus litik disebut dengan virus virulen. Tahapan siklus litik, yaitu sebagai berikut:
  • Adsorbsi (fase penempelan)
Pada tahap ini, ekor virus mulai menempel di dinding sel bakteri. Virus hanya menempel pada dinding sel yang mengandung protein khusus  yang dapat ditempeli protein virus. Menempelnya virus pada dinding sel disebabkan oleh adanya reseptor pada ujung serabut ekor. Setelah menempel, virus akan mengeluarkan enzim lisozim yang dapat menghancurkan atau membuat lubang pada sel inang.
  • Penetrasi/Injeksi/Infeksi (fase memasukkan asam nukleat)
Proses injeksi DNA ke dalam sel inang ini terdiri atas penambatan lempeng ujung, kontraksi sarung dan penusukan pasak berongga kedalam sel bakteri. Pada peristiwa ini, asam nukleat masuk ke dalam sel, sedangkan selubung proteinnya tetap berada di luar sel bakteri. Jika sudah kosong, selubung protein ini akan terlepas dan tidak berguna lagi.
  • Sintesis (fase pembentukan), Eklifase, Replikasi
Enzim penghancur yang dihasilkan oleh virus akan menghancurkan DNA bakteri yang menyebabkan sintesis DNA bakteri terhenti. Posisi ini digantikan oleh DNA virus yang kemudian mengendalikan kehidupannya. Dengan fasilitas dari DNA bakteri yang sudah tidak berdaya, DNA virus akan mereplikasi diri berulang kali. DNA virus ini kemudian akan mengendalikan sintesis DNA dan protein yang akan dijadikan kapsid virus.
  • Perakitan
Pada tahap ini, kapsid virus yang masih terpisah-pisah antara kepala, ekor dan serabut ekor akan mengalami proses perakitan menjadi kapsid yang utuh. Kemudian, kepala yang sudah selesai terbentuk diisi dengan DNA virus. Proses ini dapat menghasilkan virus sejumlah 100 - 200 buah.
  • Lisis (fase pemecahan sel inang / Pembebasan)
Dinding sel bakteri yang sudah dilunakkan olen enzim lisozim akan pecah dan diikuti oleh pembebasan virus-virus baru yang siap untuk mencari sel-sel inang yang baru. Pemecahan sel-sel bakteri secara eksplosif dapat diamati dengan mikroskop lapangan gelap. Jangka waktu yang dilewati lima tahap ini dan jumlah virus yang dibebaskan sangat bervariasi, tergantung dari jenis virus, bakteri, dan kondisi lingkungan.

Siklus Lisogenik
Siklus lisogenik merupakan siklus replikasi genom virus tanpa menghancurkan sel inang, setelah adsobsi dan injeksi DNA Virus (fage) berintegrasi ke dalam kromosom bakteri, integrasi ini disebut profage (gen asing yang bergabung dengan kromosom bakteri). Dalam hal ini DNA virus tidak langsung mensintesis DNA Bakteri, karena bakteri memiliki imunitas. Setelah imunitasnya hilang baru DNA Virus mengendalikan Dna bakteri, yang tahap selanjutnya seperti pada siklus lisis. Adapun tahapan dalam siklus lisogenik, yaitu sebagai berikut:
1)    Fase adsorbsi.                                    5)    Fase sintesis.
2)    Fase injeksi.                                       6)    Fase perakitan.
3)    Fase penggabungan.                          7)    Fase litik.
4)    Fase pembelahan.
Melalui perkembangan ilmu pengetahuan beberapa jenis virus dapat dimanfaatkan mekanismenya untuk menanggulangi jenis penyakit tertentu yang sulit disembuhkan oleh pengobatan biasa seperti pada penyakit genetis. Contohnya pada penyakit SCID (Severe Combine Immunodeficiency) dimana tubuh tidak dapat membentuk leukosit akibat tidak adanya enzim adenosin deaminase (ADA). Dengan memasukkan retrovirus ke dalam sumsum tulang akan mengakibatkan dibentuknya RNA virus baru, protein virus dan juga ADA oleh enzim transkriptase balik dari virus. Dengan dibentuknya ADA, leukosit pun dapat diproduksi. Penyakit yang disebabkan oleh virus dapat dicegah dengan cara vaksinasi. Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin (bibit penyakit yang telah dilemahkan) ke dalam tubuh. Dengan memasukan vaksin, tubuh akan bereaksi dengan membentuk antibodi, sehingga diharapkan pada saat tubuh terkena penyakit di masa yang akan datang, antibodi dapat menghancurkan penyebab penyakit tersebut atau menjadi kebal. Kekebalan seperti ini disebut kekebalan aktif. Bagi orang atau hewan yang menderita penyakit akibat virus dapat dilakukan pengobatan dengan pemberian serum. Serum adalah plasma darah yang mengandung antibodi suatu penyakit. Dengan pemberian serum ini tubuh tidak perlu membentuk sendiri antibodinya. Kekebalan dengan cara ini disebut kekebalan pasif.

Peranan Virus Dalam Kehidupan
Didalam kehidupan, virus memiliki 2 peran, yaitu virus sebagai mikroorganisme yang menguntungkan dan virus yang merugikan.
Virus yang menguntungkan:
Virus berperan penting dalam bidang rekayasa genetika karena dapat digunakan untuk cloning gen (reproduksi DNA yang secara genetis identik). Sebagai contoh adalah virus yang membawa gen untuk mengendalikan pertumbuhan serangga. Virus juga digunakan untuk terapi gen manusia sehingga diharapkan penyakit genetis, seperti diabetes dan kanker dapat disembuhkan.
Virus yang merugikan:
Virus yang dapat merugikan karena menyebabkan berbagai jenis penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan. Salah satu contoh virus yang merugikan, yaitu Virus Hepatitis.
Virus Hepatitits adalah istilah umum yang berarti radang hati dan dapat disebabkan oleh berbagai virus yang berbeda seperti virus hepatitis A, B, C, D, E. Karena perkembangan penyakit kuning merupakan fitur karakteristik penyakit hati.
 Gambar 4. Bentuk-bentuk Virus Hepatitis

Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA. Partikelnya secara utuh disebut “VIRION” yang terdiri dari “Capsid” yang dapat terbungkus oleh sebuah Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap antibiotics Virus merupakan Partikel yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk hidup Aseluler (bukan merupakan sel) Berukuran sangat renik Di dalam sel inang virus menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri bukan makhluk hidup.Bentuk virus berbeda beda ada yang bula, batang, polihidris dan seperti huruf T.

Sumber :https://www.e-sbmptn.com/2014/11/makalah-biologi-sma-tentang-virus.html
Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA. Partikelnya secara utuh disebut “VIRION” yang terdiri dari “Capsid” yang dapat terbungkus oleh sebuah Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap antibiotics Virus merupakan Partikel yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk hidup Aseluler (bukan merupakan sel) Berukuran sangat renik Di dalam sel inang virus menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri bukan makhluk hidup.Bentuk virus berbeda beda ada yang bula, batang, polihidris dan seperti huruf T.

Sumber :https://www.e-sbmptn.com/2014/11/makalah-biologi-sma-tentang-virus.html
Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA. Partikelnya secara utuh disebut “VIRION” yang terdiri dari “Capsid” yang dapat terbungkus oleh sebuah Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap antibiotics Virus merupakan Partikel yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk hidup Aseluler (bukan merupakan sel) Berukuran sangat renik Di dalam sel inang virus menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri bukan makhluk hidup.Bentuk virus berbeda beda ada yang bula, batang, polihidris dan seperti huruf T.

Sumber :https://www.e-sbmptn.com/2014/11/makalah-biologi-sma-tentang-virus.html
Next
This is the most recent post.
Posting Lama
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: VIRUS Rating: 5 Reviewed By: ILMU BIOLOGI